WELCOME

<< WELCOME >> << WELCOME >>

Selasa, 03 November 2015

Analisis Promosi (Iklan)

ETIKA DALAM BERPROMOSI (IKLAN)


I. PENDAHULUAN

Iklan atau dalam bahasa Indonesia formalnya pariwara adalah promosi benda seperti barang, jasa, tempat usaha, dan ide yang harus dibayar oleh sebuah sponsor. Manajemen pemasaran melihat iklan sebagai bagian dari strategi promosi secara keseluruhan. Komponen lainnya dari promosi termasuk publisitas, hubungan masyarakat, penjualan, dan promosi penjualan.


Di Indonesia, Iklan pertama kali diperkenalkan di nusantara oleh Gubernur Jenderal Hindia-Belanda periode 1619 - 1629 Jan Pieterszoon Coen. J.P. Coen juga adalah penerbit Bataviasche Nouvelle, surat kabar pertama di Indonesia yang terbit tahun 1744, satu abad setelah J.P. Coen meninggal.

Iklan merupakan peranan promosi yang sangat penting "crucial" dalam dunia marketing, dengan tujuan agar produk atau jasa yang di iklankan dapat menarik para konsumen atau pelanggan. Berbagai macam jenis iklan, iklan yang banyak di ketahui, bisa dalam media elektronik, media cetak dsb. 

Dalam promosi dalam bentuk iklan ini apa lagi dalam bentuk media elektronik seperti Tv, menurut saya sangat ampuh dan bisa dapat menarik konsumen atau calon pembeli dengan cepat, karena dalam promosi iklan yang di lakukan dalan Tv menggunakan model-model yang menurut saya bisa menarik calon pembeli, terkadang kita juga bisa tertipu oleh produknya, karna dalam iklan terkadang hanya memberikan gambaran saja, tanpa menjelasakan esensi di dalamnya, tidak memiliki pesan yang jelas.

Saya mengambil contoh iklan produk Pompa Air, dalam iklan yang saya liat disini berdurasi sekitar 30 detik,  https://www.youtube.com/watch?v=lxoLTIDOF3k

Berikut gambar dari produk dalam iklan tersebut : ” POMPA AIR SHIMIZU”





II. TEORI

Fungsi iklan dibagi kedalam 2 jenis:

a.  Fungsi Informasi

Hal ini berarti bahwa suatu iklan menjelaskan perihal/servis, keadaan dan fitur. Maksudnya adalah iklan menjelaskan tentang fungsi utama dan fungsi atribut dari suatu produk tersebut. Contohnya, suatu iklan yang mempromosikan sebuah handphone akan memberikan informasi kepada masyarakat bahwa handphone tersebut memiliki fungsi utama sebagai alat komunikasi, sedangkan fungsi atributnya berupa fitur-fitur yang ditawarkan agar calon pembeli tertarik untuk membelinya, seperti handphone tersebut dilengkapi dengan OS Android terbaru, kamera dengan kualitas yang lebih baik, dan lain-lain.

b. Fungsi Persuasif


Fungsi ini lebih menekankan dalam membujuk orang agar membeli produk atau jasanya (promosi). Jadi bisa dikatakan bahwa fungsi ini tidak memiliki keterkaitan dengan kualitas produk tersebut. Fungsi jenis ini banyak ditemui di berbagai tempat penjualan produk, seperti mall. Implementasi dari fungsi ini antara lain dapat berupa diskon, beli 2 dapat 1, jika membeli suatu produk, maka akan mendapat produk pelengkapnya, dan masih banyak lagi jenis promosi yang dapat dilakukan penjual untuk menarik masyarakat agar membeli produknya.

Iklan yang Tidak Etis

Kualitas iklan tidak hanya dinilai dari isi dan kreatifitasnya saja, tetapi juga dinilai dari apakah iklan tersebut telah mematuhi kode etika bisnis yang berlaku dalam dunia pemasaran. Berikut ini beberapa kriteria iklan yang tidak etis:

Iklan tersebut dengan sengaja memberikan informasi mengenai produk yang tidak sesuai dengan kondisi yang nyata dari produk tersebut. Hal ini menyebabkan konsumen mendapatkan ekspetasi atas produk yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. Akibatnya, ketika membeli produk tersebut, kebanyakan konsumen akan merasa tidak puas atas apa yang didapatkan ketika membeli produk tersebut.

Iklan yang isi atau kreatifitasnya menyesatkan dan menjerumuskan konsumen. Kejadian ini sering terjadi pada iklan yang memasarkan produk rokok, minuman keras, dan produk-produk lainnya yang memperoleh persepsi yang seragam dari masyarakat.  Contohnya iklan rokok. Sudah sering dijumpai iklan yang memiliki isi bahwa dengan merokok, orang menjadi lebih tenang dan percaya diri. Atau iklan kondom, yang memiliki efek tidak langsung yaitu menyerukan konsumen untuk lebih sering melakukan hubungan seks.



Selain itu, suatu iklan dikatkan etis atau tidak, bisa dinilai dari 3 hal berikut, yaitu:

a.       Maksud si pengiklan

Jika tujuan dari pembuatan iklan tersebut untuk meningkatkan penjualan semata tanpa mempedulikan keadaan konsumen, maka iklan tersebut dapat dikatakan tidak mematuhi kode etika bisnis. Iklan yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan minuman keras semata akan menyebabkan beberapa kejadian tidak langsung, seperti kematian akibat alkohol, kekerasan dalam rumah tangga, dan masih banyak lagi efek negatif yang terjadi jika tujuan iklan tersebut tidak mempedulikan keadaan orang banyak.


b.      Isi Iklan

Tidak semua isi iklan dapat diterima oleh seluruh golongan masyarakat. Ada iklan yang hanya ditujukan kepada golongan kaum dewasa, ada iklan yang isinya memiliki peasan rasis dan diskriminatif, ada juga iklan yang berisi pesan propaganda. Jika suatu iklan mengandung isi-isi tersebut, maka iklan tersebut tidak beretis. Selain itu juga ada jenis isi iklan yang mengajak orang untuk melakukan hal yang salah. Seperti iklan minuman keras, dimana isinya mengajak orang untuk mengkonsumsi lebih banyak minuman keras, dengan cara memberikan isi yang berkesan bahwa dengan meminum minuman keras, maka orang tersebut dapat lebih mudah dalam bersosialisasi dengan orang lain, dan sebagainya. Jenis iklan seperti ini sering dikatakan tidak beretis karena merubah sudut pandang seseorang dan merusak moral orang tersebut.


c.      Keadaan publik yang dituju


Keadaan masyarakat juga perlu dipertimbangkan dalam membuat sebuah iklan. Contohnya ketika umat muslim sedang melaksanakan ibadah puasa. Contoh iklan yang tidak etis adalah iklan produk makanan yang ditayangkan di televisi pada siang hari ketika umat muslim sedang berpuasa. Iklan tersebut tidak etis karena mengganggu umat muslim yang sedang puasa dengan menayangkan gambar makanan atau adegan orang yang sedang menikmati produknya di televisi.



III. ANALISIS

 "POMPA AIR SHIMIZU”

Menurut saya iklan ini tidak memiliki esensi atau etika dalam promosi, hanya saja memperlihatkan model iklan yang seksi dan cantik, tidak memberikan pesan yang jelas.

Dalam dunia bisnis, media iklan sering digunakan para produsen untuk memasarkan produknya. Pengertian dari iklan sendiri adalah “semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, dan jasa secara non personal yang dibiayai oleh sponsor tertentu. Salah satu media iklan yang umum digunakan oleh produsen dalam memasarkan produknya adalah melalui media iklan di televisi. 

Media iklan di televisi dipilih karena merupakan salah satu media iklan yang paling efektif dalam menyampaikan pesan kepada konsumen potensial. Namun sayangnya, saat ini tidak semua iklan di televisi dapat dikatakan baik. Ada beberapa tayangan iklan ditelevisi yang kurang baik, sebab iklan tersebut kurang memikirkan unsur etika dalam tayangan iklannya. Contohnya adalah saat ini banyak sekali iklan yang secara terang- terang menghina atau menyindir para pesaing. Perang tarif telepon seluler misalnya. Ada juga iklan yang memaanfatkan agama untuk mengkomersilkan barang dagangannya. Atau ada pula iklan nakal yang menggunakan kemolekan tubuh wanita untuk menarik perhatian para penonton tv sehingga iklannya dapat disaksikan dan menarik perhatian.

Wanita cantik dan seksi masih diyakini mampu meningkatkan penjualan produk yang ditawarkan. Misalnya saja seperti iklan berbau erotis pompa air Shimizu yang ditayangkan di televisi sejak beberapa hari terakhir ini. Iklan ini kemudian banyak menuai protes karena dianggap sebagai tontotan yang menjurus porno. Dalam iklan Shimizu yang berdurasi sekitar 30 detik itu memang menyuguhkan sensasi erotis yang cukup menantang. Iklan ini diawali seorang wanita memakai pakaian tidur dengan belahan dada terbuka merengek kepada pasangannya. “Kalo nggak mancur terus kapan enaknya,” katanya dengan mimik menggoda. 

Selanjutnya, si cewek pergi ke mall. Dia ditawari oleh penjual obat kuat lelaki. Namun, ia justru datang ke toko pompa air merek Shimizu. Di akhir cerita, setelah pompa air Shimizu itu dipasang, si wanita seksi itu bergoyang erotis diiringi irama dangdut. Kemudian saat disiram oleh prianya, wanita itu berkata dengan nada manja, “Basah deh”. Tayangan iklan seperti yang disebutkan diatas tentu sangat tidak pantas dan tidak beretika. Dari sisi kreatif iklan, tentu ini merupakan bentuk kreatifitas paling rendah. Karena, Iklan seperti ini hanya mengambil gampangnya saja tanpa memikirkan efeknya. Berkut ini adalah surat peringatan tertulis untuk iklan pompa air shimizu dari Komisi Penyiaran Indonesia

Melanggar pasal 10 Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) yang berbunyi Lembaga Penyiaran wajib memperhatikan dan melindungi kepentingan anak-anak, remaja dan atau perempuan serta pasal 49 ayat (3) huruf h dan Standar Program Siaran (SPS) yang berbunyi program siaran dilarang menayangkan hal-hal yang bertentangan dengan kesusilaan masyarakat dan nilai-nilai agama.


IV. REFERENSI

https://id.wikipedia.org/wiki/Iklan

http://rido-gardiano.mhs.narotama.ac.id/




Tidak ada komentar:

Posting Komentar